Showing posts with label menteri. Show all posts
Showing posts with label menteri. Show all posts

Wednesday, November 23, 2011

Lari Kencang Menteri Dahlan


Meski kehilangan Fadel Muhammad, Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid 2 hasil reshuffle mendapatkan Dahlan Iskan. Dahlan,seperti Fadel, adalah seorang “doer”. Larinya kencang, matanya jeli, dan yang lebih penting lagi, ia tahu mana yang jadi prioritas yang harus segera diputuskan.

Ibarat nasabah yang diangkat menjadi bankir atau bankir yang diangkat menjadi juru runding debitor yang tengah bermasalah, Dahlan Iskan tahu apa yang dirasakan oleh masing-masing BUMN. Doing from the other side ot the table!. Kini Dahlan harus berunding dengan “bank” yang membinanya, praktis jurus-jurus yang dipegang “bank” ada di tangannya.  Dari direksi BUMN yang biasa diberi arahan oleh kementerian yang basisnya adalah birokrasi, kini ia berada di sisi birokrasi. Yang harus ia benahi adalah kantor kementeriannya agar “in line” dan “senafas” dengan BUMN yang dituntut berkinerja.


Nafas Berbeda
Sejak kementerian BUMN didirikan, dan aset-aset BUMN dipisahkan dari Direktorat Pembinaan BUMN – Departemen Keuangan, sebenarnya sudah ada banyak kemajuan. Menteri Tanri Abeng, profesional, yang datang bersama-sama CEO terkemuka Indonesia (Robby Djohan dan Abdul Gani) melakukan gebrakan riil. Laksamana Sukardi, yang juga mantan CEO meneruskan membawa lebih banyak lagi para praktisi ke dalam BUMN. Di era Sofyan Djalil, selain ditanamkan prinsip-prinsip  good governance, ia juga agresif membawa masuk  CEO profesional ke dalam BUMN.

Tetapi, seperti layaknya memindahkan ikan samudra ke dalam  “fresh water” yang biasa dihuni ikan-ikan air tawar, tidak semua ikan-ikan hiu itu survive. Sebagian mabuk sempoyongan. Hiu yang biasa mengarungi samudera luas melawan predator-predator raksasa kini harus hidup bersama-sama ikan-ikan konsumsi yang larinya tak sekencang mereka. Berlari kencang, terlalu banyak dinding yang harus diterjang. Melihat agresifitasnya, pemilik kolam yang tak biasa  melaut sering dibuat kecut. Alih-alih membuat ikan-ikan konsumsi berlari lebih cepat, ikan-ikan samudera lah yang direm, dijadikan ikan kolam.