Sunday, December 25, 2011

Benarkah Pengakuan Anda Seorang Muslim.?

Kenyataan yang menyedihkan untuk setiap yang mengaku dirinya muslim, dari jutaan kaum muslim di dunia ini, betapa banyak yang mengaku dirinya muslim tapi tidak mengenal apa itu islam, atau bahkan masih mengaku muslim padahal hakekatnya sudah keluar dari Islam, naudzubillah min dzalik (lebih lengkap baca juga Umat Islam Akan Masuk Neraka) Kadang kita juga malu mengaku muslim, jika kita melihat saudara - saudara muslim kita masih banyak yang melakukan dosa2 besar, korupsi, mencuri, zina, khamr, meninggalkan sholat dan puasa, berbagai keyakinan syirik atas nama melestarikan budaya, toleran yang kebablasan atas nama kerukunan, akhlak dan kepribadiannya jauh dari nilai2 islam.

Sungguh benar yang diucapakan oleh seorang Ustadz dalam kajiannya, ada 2 hal yang hilang dari kaum muslimin, yaitu pertama ILMU, dan Semangat menuntut ilmu, anda bisa buktikan kepada saudara2 atau teman2 muslim anda tanyakan sesuatu tentang islam, sedikit sekali yang bisa menjawab tepat, yang lain..??banyak dianatara kita hanya terpikir sudah cukup belajar islam pada masa sekolah dahulu (SD, SMP dan SMA) setelah tamat, tamat pula belajar kita tentang Islam, jujur saja buat saya pribadi merasa pelajaran agama yang hanya 2 jam per minggu sungguh sangat kurang untuk mengenal islam dengan baik….dan mustahil. Sehingga akhirnya banyak umat islam yang beramal tanpa ilmu…Allahu musta’an.

Yang Kedua, AMAL, mungkin diantara kita sudah banyak membaca dan mengerti berbagai hukum dalam Islam, mana yang tauhid mana yang syirik, amalan yang termasuk ibadah atau bid’ah, yang halal dan hara. Tapi kita saksikan siapakah yang paling banyak diantara syirik, koruptor, pencuri, pemakan riba, zina / freesex, penipu. khamr, judi,…dan berbagai maksiat yang lain, dimanakah ilmu mereka saat melakukan dosa tersebut..??

Sampai ada humor, manakah yang anda pilih membeli mobil mercedes buatan aseli jerman atau buatan lokal indonesia..? Saya yakin anda tahu jawabannya..malukah anda, mengapa orang jerman yang nonmuslim lebih kita percayai daripada buatan indonesia (yang notabene mayoritas muslim), padahal umat islam lebih berhak menjadi orang yang amanah, jujur, terpercaya dan profesional.



Kita membaca Surat Al Fatihah lebih dari tujuh belas kali dalam sehari semalam. Dalam bacaan itu kita memohon perlindungan dari, “jalan orang-orang yang dimurkai (Yahudi)” dan “jalan mereka yang tersesat(Nasrani)”. Kemudian kita meniru dan dan menyerupai mereka dalam perbuatan mereka. Kita meninggalkan belajar untuk beramal atas dasar kebodohan, maka kita serupa dengan orang-orang Nashrani yang sesat. Atau kita belajar dan tidak mengamalkannya, maka kita serupa dengan orang-orang Yahudi yang dimurkai.
Cukuplah sebagai mukadimah agar tersadar kita dan selalu mawas diri, muhasabah apakah sudah benar pengakuan kita sebagai muslim.

Tahukah anda makna Islam dan Konsekwensinya..?
Makna Islam sebagaimana didefinisikan para ulama adalah

االأِسْتِسْلامُ لِلَّهِ

al istislamu lillahi bit tauhid

و الأنقياد له

wal inqiyaadu lahu bit too’ah

و البراءة من الشرك و

wal barooatu minasyirki wa ahlihi
Mari kita perjelas satu persatu definisi tersebut.
1. Berserah diri kepada Allah dengan cara hanya beribadah kepada-Nya dan tidak kepada selain-Nya.
Artinya kita benar-benar melakukan peribadatan dan segala bentuk penghambaan hanya kepada Allah.
“Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (Qs. Al Ikhlas [112]: 1-4)
Sebagai contoh, sebagian besar dari saudara kita masih sulit meninggalkan kepercayaan pada ramalan bintang (zodiak) dan penentuan nasib baik dan buruk berdasarkan hal ini (artinya ia menggantungkan urusannya dan pengharapannya pada sesuatu selain Allah). Padahal perkara ghaib hanyalah Allah yang mengetahui dan hanya kepada Allah-lah seseorang menggantungkan segala urusannya selain usaha yang dilakukannya.

Akhirnya, dari perkara yang sulit ditinggalkan ini merambat ke hal-hal lain yang juga merupakan bentuk-bentuk kesyirikan yang dapat mengeluarkan seseorang dari Islam. Maka untuk poin pertama ini, kita harus memperbaiki ilmu tentang tauhid. Dan janganlah merasa aman dan merasa pintar sehingga mengatakan “Ah, bosan bahasannya tauhid terus.” Bukankah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam berdakwah di Mekah selama 13 tahun untuk menanamkan pondasi penting ini kepada para sahabat? Begitu pentingnya tauhid, karena menjadi dasar untuk peribadahan yang lain. Dan begitu pentingnya tauhid ini, agar segala amal ibadah tercatat sebagai amalan ibadah dan tidak terhapus begitu saja oleh kesyirikan.
Sebagai contoh pentingnya tauhid, tidak akan ada kemenangan besar dalam jihad fi sabilillah jika di dalamnya terdapat hal-hal yang merusak tauhid, seperti jimat, bergantung pada jin, aji tolak bala dan sebagainya.

2. Menundukkan Ketaatan
Artinya, seorang muslim menundukkan segala bentuk ketaatan kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah Allah dan Rasul-Nya. Mungkin kita tidak sadar, bahwa selama ini kita bukan taat kepada Allah dan Rasul sebagaiman yang diperintahkan oleh syari’at. Bahkan kita terjatuh pada perilaku orang-orang jahiliyyah yang lebih mengedepankan ketaatan kepada tetua yang jika ditelusuri ternyata tidak mengajarkan hal-hal yang sesuai dengan syari’at-Nya.
َاوَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْاْ إِلَى مَا أَنزَلَ اللّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ قَالُواْ حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ شَيْئاً وَلاَ يَهْتَدُونَ
“Apabila dikatakan kepada mereka: Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul.” Mereka menjawab: “Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya.” Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?” (Qs. Al Maaidah [5]: 104)
Sebagai contoh kecil, karena sudah dari kecil diajarkan merayakan maulid nabi, isra mi’raj dan hari-hari besar yang bahkan dijadikan libur nasional, maka kita menganggap bahwa kita harus tunduk dan ikut merayakannya. Padahal jika benar kita taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka kita tunduk dan pasrah tidak merayakan hari-hari tersebut karena memang hari-hari tersebut tidak disyari’atkan (tidak diperintahkan) oleh Allah dan Rasul-Nya.

3. Berlepas diri dari Syirik dan Pelakunya
Jika seseorang berserah diri hanya kepada Allah dan tidak kepada yang lain, maka ia akan berlepas diri dari kesyirikan dan pelakunya. Karena sungguh sia-sialah seluruh amalan seorang muslim jika ia melakukan kesyirikan.
وَلَوْ أَشْرَكُواْ لَحَبِطَ عَنْهُم مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
“…Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (Qs. Al An’am [6]: 88}
Contoh dalam masalah ini adalah ucapan selamat natal kepada kaum nasrani. Padahal jelas-jelas natal dirayakan oleh mereka dalam rangka ‘kelahiran’ yesus (yang dianggap tuhan). Maka jika kita memberi ucapan selamat kepada mereka, ini dapat diartikan menyetujui hari tersebut dan berarti mengakui adanya tuhan selain Allah.

Begitulah kesyirikan, kadang samar sekali tak terlihat secara langsung, namun sungguh sangat membinasakan. Oleh sebab itulah, kaum muslimin disarankan membaca do’a sebagai berikut agar segala bentuk kesyirikan yang mungkin secara tidak sadar dilakukan, diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
اللهمَّ إنّي أعوذُ بكَ أنْ أُشْركَ بكَ وَ انا أعْلمُ و أستغفرُك لما لا اعْلمُِ
Allahuma inni ‘a udzu bika an usyrika bika wa ana a’lamu wa astaghfiruka limaa laa a’ lam.
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dari berbuat kesyirikan kepadamu yang aku ketahui, dan aku memohon ampunanmu dari kesyirikan yang aku tidak ketahui.” (HR. Ahmad)
Semoga menjadi pengenalan singkat tentang Islam yang bermanfaat bagi kita semua. Kita memohon kepada Allah, semoga menganugerahi kepada kita ilmu yang bermanfaat dan amal shalih. Aamiin.

Maraji’:
  1. Majalah Al Furqon edisi 5 tahun ke-8 1429/2008
  2. Syarah Tsalatsatul Ushul (terjemah) Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin, Pustaka Al Qowam cetakan ke-6 2005
  3. www.muslimah.or.id

0 comments:

Post a Comment