Showing posts with label musik. Show all posts
Showing posts with label musik. Show all posts

Saturday, March 24, 2012

Majelis Ilmu Mengalahkan Konser Musik

Ni orang-orang yang jenggot dan celana cingkrang kok kayaknya ga pernah pergi rekreasi ya? Jalan-jalan ke Mall, jalan-jalan ke Alun-alun, ke konser atau bioskop atau Jalan-jalan cuci mata? Apalagi wanita yang pakai cadar, kayaknya ngendon aja di rumah.”

Bagi mereka yang sudah merasakan nikmat dan kebahagiaan ilmu dan amal  maka tentu sudah tahu jawabannya. Rekreasi mereka salah satunya adalah majelis ilmu dan kebahagiaan mereka ada di majelis ilmu. Majelis ilmu yang mengingatkan tentang Allah dan mengingatkan akhirat, kampung tempat kembali yang kekal. Segala kepenatan dan kejenuhan di dunia akan sirna dengan mengingat akhirat. Dalam seminggu saja tidak menghadiri majelis ilmu maka terasa ada yang kurang.

Berbeda dengan mereka yang belum merasakan kenikmatan ilmu dan amal dan belum memahami agama secara sempurna, maka rekreasi mereka salah satunya ke konser musik. Dalam tulisan ini kita akan gambarkan bahwa rekreasi ke majelis ilmu  ternyata tidak kalah juga dengan konser musik. Bisa kita lihat bukti baru-baru ini, yang hadir di majelis ilmu syaikh Abdurrazak bin Abdul Muhsin Al-Badr hafidzahullahu di masjid Istiqlal Jakarta mencapai 100 ribu lebih.  Begitu juga jika kita melihat sejarah keemasan Islam. Jika dahulunya, di zaman keemasan Islam sudah ada sarana seperti transportasi yang mudah dan perangkat pengeras suara yang canggih, maka bukan tidak mungkin jumlah mereka yang rekreasi ke majelis ilmu bisa lebih banyak.

Luapan penuntut ilmu di majelis ilmu [tidak kalah dengan konser musik]
Dari Umar bin Hafsh rahimahullahu menceritakan,
حَدَّثَنَا عمر بْن حفص، قَالَ: وجه المعتصم من يحرز مجلس عاصم بْن علي بْن عاصم في رحبة النخل التي في جامع الرصافة. قَالَ: وكان عاصم بْن علي يجلس على سطح المسقطات، وينتشر الناس في الرحبة، وما يليها فيعظم الجمع جدا، حتى سمعته يوما يقول: حَدَّثَنَا الليث بْن سعد، ويستعاد، فأعاد أربع عشرة مرة، والناس لا يسمعون. قَالَ: وكان هارون المستملي يركب نخلة معوجة، ويستملي عليها، فبلغ المعتصم كثرة الجمع، فأمر بحزرهم، فوجه بقطاعي الغنم فخرزوا المجلس عشرين ومائة ألف

“Umar bin Hafs menceritakan bahwa Al-Mu’tashim memperkirakan orang yang hadir di majelis ‘Ashim bin Ali bin ‘Ashim di lapangan pohon kurma yang berada di kawasan masjid jami’ Ar-Rushafah. Mu’tashim mengatakan bahwa ‘Ashim bin Ali duduk di bagian atas/atap rumah dan manusia menyebar di sekitar lapangan. Orang-orang yang hadir terus bertambah sehingga terkumpul jumlah yang sangat besar. Sampai suatu hari, aku mendengar ‘Ashim berkata, ‘Al-Laits bin Sa’ad menyampaikan hadits kepada kami’. Ia mengulangnya sebanyak 14 kali karena orang-orang tidak bisa mendengarnya. Ia berkata: Harun harus menaiki pohon yang bengkok untuk mendengarnya [mencatat]. Maka berita ini sampai ke Al-Mu’tashim mengenai banyaknya jumlah yang hadir. Maka ia memerintahkan orang agar memperkirakan jumlah mereka. Maka ia memperkirakan -dengan patokan sebagaimana kelompok-kelompok kambing- maka diperkirakan yang menghadiri majelis sekitar 120 ribu.” [Taarikh Bagdad 14/170,  Darul Gharb Al-Islami, Beirut, 1422 H, Syamilah]

Berkata Abu Hatim Ar-Razi rahimahullahu,
ولقد حضرت مجلس سليمان بن حرب ببغداد فحزروا من حضر مجلسه أربعين ألف رجل

“Aku telah menghadiri majelis Sulaiman bin Harb di Baghdad dan mereka [para Imam hadits] memperkirakan jumlah yang hadir sekitar 40 ribu orang.[Al-Jarh wat ta’dil 4/108, Dar Ihya’i At-Turats, Beirut, 1271 H, Syamilah]

Berkata Shalih bin Muhammad Al-Baghdadi rahimahullahu,
صالح بن محمد البغدادي يقول: «كان محمد بن إسماعيل يجلس ببغداد وكنت استملي له ويجتمع في مجلسه أكثر من عشرين ألفا»

“Muhammad bin Ismail Al-Bukhari mendirikan majelis di Bagdad dan saya ikut mengaji kepadanya. Berkumpul di majelisnya lebih dari 20 ribu orang.” [Al-Jami’ liakhlaqir Rawi 2/56, Maktabah Ma’arif, Riyadh, Syamilah]

Harus “boking” tempat juga [seperti pesan tiket]
Berkata Ibnu ‘Addi rahimahullahu,
قَالَ ابنُ عَدِي رأيت مجلس الفريابي يحزر فيه خمسة عشر ألف محبرة وكنا نحتاج أن نبيت فِي موضع المجلس لنتخذ من الغد موضع مجلس
“saya melihat majelis Al-Firyabi yang diperkirakan terdapat 15 ribu tempat tinta. Kami harus menginap di tempat yang akan di dudukinya besoknya untuk dapat menghadiri majelis.” [Al-Kamil fi dhu’afa At-Rijal 6/407, Dar Kutub Al-Ilmiyah, Beirut, 1418 H, Syamilah]

Berdesak-desakan sampai harus berdiri [tidak kalah dengan konser musik]
Berkata Ahmad bin Ja’far bin Salam rahimahullahu
أحمد بن جعفر بن سلم، يقول: لما قدم علينا أبو مسلم الكجي أملى الحديث في رحبة غسان، وكان في مجلسه سبعة مستملين يبلغ كل واحد منهم صاحبه الذي يليه، وكتب الناس عنه قياما بأيديهم المحابر ثم مسحت الرحبة وحسب من حضر بمحبرة، فبلغ ذلك نيفا وأربعين ألف محبرة سوى النظارة,

“ketika Abu Muslim Al-Kajji datang kepada kami, ia membacakan hadits di lapangan ghassan. Dalam majelisnya terdapat tujuh orang yang mengaji dan setiap orang dari mereka menyampaikan kepada teman yang ada di dekatnya. Orang-orang menulis dalam keadaan berdiri dengan tempat tinta di tangan mereka. Kemudian ketika lapangan sudah sepi [pengajian selsai].  Dihitunglah jumlah orang yang hadir berdasarkan jumlah  tempat tinta, maka jumlahnya mencapai 40 ribu, selain para pengunjung biasa [tidak mencatat hadits].” [Taarikh Bagdad 7/36,  Darul Gharb Al-Islami, Beirut, 1422 H, Syamilah]

Majelis ilmu adalah tempat rekreasi utama dan sumber ketenangan
Jika pada diri manusia masih bersisa sebagian jiwa hanifnya dan hatinya tidak tertutup total maka ketika ia menghadiri majelis ilmu, maka hilanglah stres, lelah dan kepenatan kehidupan dunia yang semu. Maka istirahatlah jiwa kita dari kepenatan dunia yang hanya sangat sementara ini di taman surga. Majelis dzikir adalah taman surga di dunia ini.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Jika kamu melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya,”Apakah taman-taman surga itu?” Beliau menjawab,”Halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) dzikir.” [HR Tirmidzi, no. 3510 dan lainnya. Lihat Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah, no. 2562.]
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
إن للذكر من بين الأعمال لذة لا يشبهها شيء، فلو لم يكن للعبد من ثوابه إلا اللذة الحاصلة للذاكر والنعيم الذي يحصل لقلبه لكفى به، ولهذا سميت مجالس الذكر رياض الجنة

“Sesungguhnya dzikir di antara amal memiliki kelezatan yang tidak bisa diserupai oleh sesuatupun, seandaikan tidak ada balasan pahala bagi hamba kecuali kelezatan dan kenikmatan hati  yang dirasakan oleh orang yang berdziki, maka hal itu [kenikmatan berdzikit saja, pent] sudah mencukupi, oleh karena itu majelis-majelis dzikir dinamakan taman-taman surga.” [Al-Wabilush Shayyib hal. 81, Darul Hadist, Koiro, cet. Ke-3, Asy-Syamilah]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

Dan tidaklah sekelompok orang berkumpul di dalam satu rumah di antara rumah-rumah Allah; mereka membaca Kitab Allah dan saling belajar diantara mereka, kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan (para malaikat) di hadapanNya.” [HR Muslim, no. 2699; Abu Dawud, no. 3643; Tirmidzi, no. 2646; Ibnu Majah, no. 225; dan lainnya].

لاَ يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ حَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ

Tidaklah sekelompok orang duduk berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kecuali para malaikat mengelilingi mereka, rahmat (Allah) meliputi mereka, ketentraman turun kepada mereka, dan Allah menyebut-menyebut mereka di hadapan (para malaikat) yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim, no. 2700).
Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah berkata,
المراد بمجالس الذكر وأنها التي تشتمل على ذكر الله بأنواع الذكر الواردة من تسبيح وتكبير وغيرهما وعلى تلاوة كتاب الله سبحانه وتعالى وعلى الدعاء بخيري الدنيا والآخرة وفي دخول قراءة الحديث النبوي ومدارسة العلم الشرعي ومذاكرته والاجتماع على صلاة النافلة في هذه المجالس نظر والأشبه اختصاص ذلك بمجالس التسبيح والتكبير ونحوهما والتلاوة حسب وإن كانت قراءة الحديث ومدارسة العلم والمناظرة فيه من جملة ما يدخل تحت مسمى ذكر الله تعالى

 “Yang dimaksud dengan majelis-majelis dzikir adalah mencakup majlis-majlis yang berisi dzikrullah, dengan macam-macam dzikir yang ada (tuntunannya, Pent) berupa tasbih, takbir, dan lainnya. Juga yang berisi bacaan Kitab Allah Azza wa Jalla dan berisi doa kebaikan dunia dan akhirat. Dan menghadiri majelis pembacaan hadits Nabi, mempelajari ilmu agama, mengulang-ulanginya, berkumpul melakukan shalat nafilah (sunah) ke dalam majlis-majlis dzikir adalah suatu visi. Yang lebih nyata, majlis-majlis dzikir adalah lebih khusus pada majlis-majlis tasbih, takbir dan lainnya, juga qiraatul Qur’an saja. Walaupun pembacaan hadits, mempelajari dan berdiskusi ilmu (agama) termasuk jumlah yang masuk di bawah istilah dzikrullah Ta’ala”. [Fathul Bari, 11/212, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379 H, Asy-Syamilah.

Catatan
Bukan berarti rekreasi tidak boleh/haram sama sekali. Rekreasi adalah suatu hal yang mubah bahkan dianjurkan jika bisa membantu manusia lebih mudah menjalani hidup. Akan tetapi yang tidak boleh adalah rekreasi ke tempat atau dengan sesuatu yang dilarang oleh Allah Ta’ala

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. 

Disempurnakan di Lombok, Pulau seribu Masjid
19 Rabiul Akhir 1433 H Bertepatan 13 Maret 2012
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com.

Thursday, November 24, 2011

Akhlak Karyawan Bukan Teladan..!?


Hampir pasti jika kita perhatikan saat seorang pemuda melamar seorang gadis, orangtuanya akan bertanya; pekerjaannya apa dik..???
Tapi seringkali cukup sudah pertanyaan itu, tanpa perlu diteliti apakah pekerjaan tersebut dibolehkan dalam islam atau tidak, kadang malah camer akan bangga begitu , kita jawab bekerja di bank, Pa..!! apalagi jika dilamar oleh artis penyanyi..rasanya takperlu lagi mikir lagi, langsung saja diterima.

Demikianlah realita di masyarakat, akibat tidak tahunya mereka akan syariat dan tidak mau tahu tentang syariat islam sendiri, hingga jika dirasa baik oleh hatinya maka diambilah, apakah itu halal-haram masa bodoh, yang penting untung, kaya, uang banyak, dan senang. Syariat Islam sebagai syariat sempurna yang jauh-jauh dahulu telah mmeberikan petunjuk bagaimana mengarungi dunia dengan berbagai macam ujiannya, denikian juga dalam hal bekerja, pegawai, karyawan sudah diterangkan dalam islam. Islam sangat menghargai “bekerja” , tangan diatas lebih mulia daripada tangan di bawah dan sebaliknya Islam membeci sikap malas, meminta-minta, dan hanya menggantungkan takdir saja.

Sunday, November 20, 2011

TIPS, Cepat dan Rutin Khatam Membaca Al-Qur'an dalam Sebulan


Kapan terakhir kali kita membaca AlQur'an...??? sehari, seminggu, sebulan, setahun, atau dulu zaman masih SD,
Berapa kali kita khatam membaca AlQur'an..?? sekali, 2, 3 atau tidak pernah, bahkan dalam bulan Ramadhanpun AlQur'an selalu terlupakan...??!!

Sungguh realita kehidupan muslim sekarang ini, jangankan berpikir untuk membaca sampai khatam..., membacanya saja kebanyakan kaum muslimin sudah lupa...maka tak heran kita dibuat terheran2 melihat seorang muslim tapi bukan seperti muslim....

Terus apakah kita sanggup, mungkin membaca khatam AlQur'an dalam satu bulan, yang baru lihat saja mata kita sudah berat sekali, sampai2 lidah yang fasih takkenal lelah bicara dunia, tiba2 kelu, kaku.....
Jawabnya, MUNGKIN

Friday, November 18, 2011

Anak Ajaib, Umur 3 Tahun Hafal Al-Qur’an


Mencari anak-anak yang hapal dan pandai menyanyi serta menari bukan hal yang sulit. Karena nyatanya, para artis penyanyi dan bintang film sangat mendominasi budaya hidup dan pola berpikir anak remaja zaman sekarang.
Tak heran bila di salah satu media massa, saya pernah membaca judul wawancara dengan sekelompok anak muda “Tak bisa hidup tanpa music”.
Tetapi, cobalah cari anak-anak remaja yang hapal sekian juz Al-Qur an, juz 30 misalnya (bukan 30 juz), pandai membacanya dengan benar dan bagus. Mengidolakan Nabi صلى الله عليه و سلم dan orang-orang yang baik, memiliki cita-cita untuk Dinullah yang mulia …tentu sangat sulit.
Padahal Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَ عَلَّمَهُ
Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur an dan mengajarkannya”.
(HR. Bukhari dan At Tirmidzi dari sahabat Ali bin Abi Tholib رضي الله عنه)
Betapa bahagianya hati orang tua yang sholeh, melihat anaknya giat membaca dan menghapal Al-Qur an di samping itu ia juga rajin belajar mengejar prestasi.
Kebaikan di dunia dan akhirat adalah karunia Allah سبحانه و تعالى, dan kebaikan itu Allah jadikan pada Al-Qur an serta orang-orang yang mempelajari dan mengajarkannya.
Rasanya, sebagai orang tua sudah saatnya kita tanamkan pada diri kita dan  anak-anak kita sebuah prinsip  “Tak bisa hidup tanpa Al-Qur an”. [ Nasehat Al Ustadz Abu Zubair Al-Hawary, Lc ]
Alangkah bahagia Orangtuanya yang memiliki anak seperti video diatas namanya Abdurrahman Farih, dikenal di negaranya (Aljazair) sebagai anak mukjizat. Video ini direkam ketika wawancara dengan surat kabar harian al Syuruq. Ayahnya menceritakan bahwa Abdurrahman baru bisa berbicara ketika berumur 2 tahun, dan kata-kata pertama yang keluar dari mulutnya adalah bacaan surat al Kahfi.